Manaqib Al Maghfurllah Mbah Haji Sholeh Almadyani

Ansor Ampelgading – Kebagusan. Dalam rangka memperingati khaul ke-41 Al Maghfurllah Mbah H. Sholeh beberapa elemen masyarakat seperti Nahdhalatul Ulama beserta banom-banomnya, ansor, fatayat, ipnu dan ippnu. 

Melalui Yayasan makam mbah H. Sholeh Al Madyani menjadi penyelenggara kegiatan khaul yang membacakan manaqib waliyullah Al Magfurllah Mbah H. Sholeh. 

Dalam pembacaan manaqib yang dibacakan oleh K.H Zen Ahmad selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Islah desa Kebagusan. Menceritakan beberapa karomah mbah H. Sholeh. Dalam suatu waktu mbah H. Sholeh datang kerumah mbah Syamsari beliau ayahanda dari K.H Zen Ahmad. 

Kemudian mbah Sholeh tertusuk semacam paku dikakinya dan minta di petikkan daun petir kepada mbah syamsari, tujuannya untuk dijadikan obat. 

Setelah mendapat daun petir daun diserahkan kepada mbah H. Sholeh, ternyata daun yang dipetik tidak digunakan karna daun petir yang diserahkan  tidak meminta izin kepada pemilik sehingga daun petir yang akan dijadikan obat pada awalnya dibuang oleh mbah Sholeh, dikarnakan tahu daun yang dipetik haram jika gunakan tidak meminta izin dari si empunya pohon. 

Padahal secara dhohiriyah mbah Sholeh tidak mengetahui. Karomah lainnya masih diceritakan K.H Zen, mbah Sholeh bertamu ke rumah kakek Habib Luthfi. Kemudian disajikan minum, akan tetapi mbah Sholeh dan rekan sesama wali yang tinggal di kecamatan Taman tidak mau meminumnya. 

Kenapa demikian, K.H Zen Ahmad menjelaskan lebih lanjut bahwa gula yang dimasukkan kedalam gelas tidak melalui ijab qobul. Padahal beliau dhohiriyahnya tidak tahu.

Semoga kita yang mendengarkan cerita karimah waliyullah mbah H. Sholeh Al Madyani semakin cinta pada ulama dan semakin takdzim agar mendapat barokahnya aamiin ya robbal allamin.

Sumber : K.H Zen Ahmad dari Cerita Maulana Habib Luthfi

SHARE THIS